1. Peralatan untuk Keselamatan Kerja
a. Safety pendengaran: Di bengkel yang bising, alat ini diperlukan agar telinga tidak mengalami polusi suara (mengatasi suara bising)
b. Bike life: digunakan untuk mengangkat sepeda motor yang akan di perbaiki atau diperiksa, dengan adanya bike life ini, akan lebih memudahkan pekerja untuk mengerjakan bagian-bagian bawah dari sepeda motor dan sikap tubuh pekerja juga akan lebih baik, sehingga pekerja tidak mudah lelah ataupun sakit leher dan punggungnya.
c. Sepatu pengaman: Untuk safety dalam bekerja
2. Alat Bantu Pekerjaan
a. Hydraulic press: Alat untuk mempress blok piston, press klahar.
b. Ragum: untuk membuka baut yang doll, atau untuk pegangangan ketika akan memotong suatu
bahan
c. Compressor udara: digunakan untuk menghasilkan udara yang bertekanan, udara ini bisa untuk
angin sepeda motor ataupun untuk proses pembersihan knalpot sepeda motor 2 langkah.
d. Kotak kunci dari plastic 17”: merupakan kotak plastic untuk meletakkan kunci-kunci yang
sirkulasi pemakaiannya lebih sering atau kunci-kunci yang sering dipakai dan tidak berupa set
kunci seperti tang, obeng, dan sebagainya.
e. Trolley untuk letak kunci atau rak kunci: dipakai untuk meletakkan kunci-kunci atau peralatan
bengkel lainnya yang mungkin diletakkan disini, terutama yang rutin dipakai.
f. Palu: digunakan untuk memukul seperti memukul bagian sepeda motor yang sudah susah untuk
a. Hydraulic press: Alat untuk mempress blok piston, press klahar.
b. Ragum: untuk membuka baut yang doll, atau untuk pegangangan ketika akan memotong suatu
bahan
c. Compressor udara: digunakan untuk menghasilkan udara yang bertekanan, udara ini bisa untuk
angin sepeda motor ataupun untuk proses pembersihan knalpot sepeda motor 2 langkah.
d. Kotak kunci dari plastic 17”: merupakan kotak plastic untuk meletakkan kunci-kunci yang
sirkulasi pemakaiannya lebih sering atau kunci-kunci yang sering dipakai dan tidak berupa set
kunci seperti tang, obeng, dan sebagainya.
e. Trolley untuk letak kunci atau rak kunci: dipakai untuk meletakkan kunci-kunci atau peralatan
bengkel lainnya yang mungkin diletakkan disini, terutama yang rutin dipakai.
f. Palu: digunakan untuk memukul seperti memukul bagian sepeda motor yang sudah susah untuk
g. dibuka secara normal, hal ini bisa terjadi bila bagian tersebut sudah aus bautnya.
g. Alat untuk mengukur pengapian Kaleng penyemprot oli pelumas: digunakan untuk menyemprotkan
oli pelumas seperti pada bagian rantai, bagian mesin yang harus dilumasi.
h. Gergaji besi kecil: digunakan untuk meotong, seperti memotong bagian yang sulit dibuka secara
normal sehingga akhirnya harus dipotong
i. Sikat besi: untuk membersihkan kotoran yang menempel pada mesin motor
j. Alat pemompa dan pengurangan tekanan angina di ban: terdiri dari manometer sebagai pengukur
tekanan angin ban yang dipompakan serta bisa dipakai untuk mengurangi tekanan kebatas yang
diinginkan (kebatas maximal tekanan ban.
k. Air duster: kegunaanya untuk membersihkan kotoran pada bagian mesin, seperti kotoran pada
mesin yang telah dibongkar dan akan dipasang, terutama digunakan untuk membersihkan bagian
mesin dari pasir, debu, partikel yang mungkin menempel.
g. Alat untuk mengukur pengapian Kaleng penyemprot oli pelumas: digunakan untuk menyemprotkan
oli pelumas seperti pada bagian rantai, bagian mesin yang harus dilumasi.
h. Gergaji besi kecil: digunakan untuk meotong, seperti memotong bagian yang sulit dibuka secara
normal sehingga akhirnya harus dipotong
i. Sikat besi: untuk membersihkan kotoran yang menempel pada mesin motor
j. Alat pemompa dan pengurangan tekanan angina di ban: terdiri dari manometer sebagai pengukur
tekanan angin ban yang dipompakan serta bisa dipakai untuk mengurangi tekanan kebatas yang
diinginkan (kebatas maximal tekanan ban.
k. Air duster: kegunaanya untuk membersihkan kotoran pada bagian mesin, seperti kotoran pada
mesin yang telah dibongkar dan akan dipasang, terutama digunakan untuk membersihkan bagian
mesin dari pasir, debu, partikel yang mungkin menempel.
3. Kunci-kunci
a. Tang: untuk membuka baut yang longgar dan untuk memegang baut yang panas
b. Combination wrench set (kunci pas): digunakan untuk membuka baut dan memasang baut
c. Feeler : untuk mengukur (menstel klep), pengukur kerenggangan klep dan busi
d. Obeng pukul: digunakan untuk membuka baut yang sangat keras dan untuk mengencangkan
pemasangan baut
e. 1/4” Drive sockets set (kunci socket): Digunakan untuk membuka baut-baut yang sukar di buka
dengan kunci pas atau kunci wrench Pahat: digunakan untuk membuka baut yang telah aus dan sulit
untuk dibuka dengan kunci yang semestinya.
f. Puller: digunakan untuk mencabut benda yang susah untuk dikeluarkan, seperti klahar, bagian-bagian
yang di press.
1. Puller dengan 2 gigi penjepit
2. Puller dengan 3 gigi penjepit
g. Kunci wrench untuk mengatasi gangguan: digunakan untuk membuka baut yang jauh jangkauan
karenanya sulit dijangkau dengan kunci pas.
h. Tang ini digunakan untuk memasang spie
i. Tang potong: digunakan untuk memotong kabel
j. Tang pengunci: digunakan untuk menjepit ataupun membelokkan benda yang sedang dipegangnya
4. Perawatan Dan Pemeliharaan Peralatan Perbengkelan
Peralatan perbengkelan baik itu peralatan keselamatan kerja maupun alat bantu yang digunakan serta kunci-kuncinya penting untuk dipelihara dan dirawat. Pemeliharaan diperlukan untuk mencegah kerusak-an dari alat. Pemeliharaan bisa berupa:
a. Pembersihan setelah alat dipakai
b. Meletakkannya di tempat yang semestinya (terlindung dari air hujan dan cahaya matahari yang terik)
Sementara itu untuk merawatnya perlakuan yang harus diberikan antara lain:
a. Membersihkannya secara berkala (dari debu dan karat)
b. Menservisnya secara berkala (agar alat selalu siap pakai dan dalam kondisi baik)
5. Prosedur Kerja Pelayanan Sepeda Motor
Pekerjaan pelayanan (service) sepeda motor bervariasi mulai dari yang sangat sederhana sampai kepada yang rumit. Namun pelayanan sepeda motor yang rumit sekalipun tidak akan melebihi enam langkah yakni: mengukur (measuring), membongkar (disassembling), perbaikan
(machining), memasang kembali yang baru atau hasil perbaikan (reassembling), dan penyetelan. Enam langkah ini dapat diuraikan seperti di bawah ini.
a. Pengukuran (measuring) biasanya dilakukan dengan alat ukur seperti feeler gauge, caliper, micrometer, depth and small hole gauges dan dial indicators. Namun dalam praktek, mata, telinga dan penciuman merupakan indera manusia yang digunakan untuk mengukur. Bila asap gas buang terlihat hitam tebal bisa disimpulkan bahwa pembakaran tidak sempurna. Gas buang yang mengeluar-kan bau yang tajam dan tidak sedap merupakan ukuran sensori bahwa sudah terjadi sesuatu misalnya dinding silinder sudah aus, atau ring oli sudah aus. Batery yang sudah lemah diketahui dari ampermeter, voltmeter atau battery liquid tester. Telinga juga dapat digunakan untuk mendengarkan kebisingan atau suara yang tidak normal. Pada sepeda motor, tekanan kompresi diukur dengan compression tester. Hasil dari pengukuran akan menjadi petunjuk bagian mana yang harus dikerjakan, dan ini merupakan langkah pertama bagi teknisi untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
b. Membongkar (disassembly) atau membuka bagian yang akan diperbaiki. Ada kalanya bagian yang dicurigai memerlukan perbaikan tidak dapat langsung dibuka, tetapi harus dibuka bagian lain untuk sampai pada bagian yang akan diperbaiki. Misalnya, bila anda curiga bahwa katup tidak bekerja dengan baik, maka lebih dulu dibuka adalah kepala silinder. Pekerjaan membuka harus dikerjakan hati-hati dan bagian yang dibuka ditempat pada tempat tersendiri atau panci. Pada waktu membuka ingat posisi dan tempatnya. Bila perlu diberi tanda untuk diingat pada waktu pemasangan kembali.
c. Langkah perbaikan (machining) yaitu melakukan pembersihan, penyetelan dan perbaikan. Bila tidak bisa diperbaiki atau akan lebih baik diganti baru, maka pekerjaan selanjutnya adalah mempersiapkan pemasangan kembali.
d. Pemasangan kembali (reassembly) dikerjakan dengan urutan terbalik dari membongkar. Posisi bagian yang dibongkar dikembalikan secara benar. Bila pada pembongkaran ada seal atau perapat atau baut yang lecet pada waktu dibuka maka pada pemasangan kembali bagian tersebut sebaiknya diganti baru. Bila ada baut yang dikencangkan, jarak platina, kelonggaran katup, dan jarak elektroda busi haruslah mengacu pada standar spesifikasi kendaraan.
e. Pekerjaan kelima adalah memastikan bahwa semua sudah terpasang dengan benar dan siap untuk distel dan diuji coba. Sebelum mesin dihidupkan, maka semua bagian yang bergerak harus digerakkan atau diputar dulu dengan tangan. Sesudah dirasakan semua bergerak dengan lancar barulah mesin dihidupkan secara stasioner.
f. Langkah terakhir adalah uji coba jalan (running test). Teknisi harus mampu menentukan apakah pekerjaan sudah dapat diselesaikan dengan baik. Semua bagian haruslah disesuaikan dengan standar baku, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik pembuat kendaraan.
a. Pengukuran (measuring) biasanya dilakukan dengan alat ukur seperti feeler gauge, caliper, micrometer, depth and small hole gauges dan dial indicators. Namun dalam praktek, mata, telinga dan penciuman merupakan indera manusia yang digunakan untuk mengukur. Bila asap gas buang terlihat hitam tebal bisa disimpulkan bahwa pembakaran tidak sempurna. Gas buang yang mengeluar-kan bau yang tajam dan tidak sedap merupakan ukuran sensori bahwa sudah terjadi sesuatu misalnya dinding silinder sudah aus, atau ring oli sudah aus. Batery yang sudah lemah diketahui dari ampermeter, voltmeter atau battery liquid tester. Telinga juga dapat digunakan untuk mendengarkan kebisingan atau suara yang tidak normal. Pada sepeda motor, tekanan kompresi diukur dengan compression tester. Hasil dari pengukuran akan menjadi petunjuk bagian mana yang harus dikerjakan, dan ini merupakan langkah pertama bagi teknisi untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
b. Membongkar (disassembly) atau membuka bagian yang akan diperbaiki. Ada kalanya bagian yang dicurigai memerlukan perbaikan tidak dapat langsung dibuka, tetapi harus dibuka bagian lain untuk sampai pada bagian yang akan diperbaiki. Misalnya, bila anda curiga bahwa katup tidak bekerja dengan baik, maka lebih dulu dibuka adalah kepala silinder. Pekerjaan membuka harus dikerjakan hati-hati dan bagian yang dibuka ditempat pada tempat tersendiri atau panci. Pada waktu membuka ingat posisi dan tempatnya. Bila perlu diberi tanda untuk diingat pada waktu pemasangan kembali.
c. Langkah perbaikan (machining) yaitu melakukan pembersihan, penyetelan dan perbaikan. Bila tidak bisa diperbaiki atau akan lebih baik diganti baru, maka pekerjaan selanjutnya adalah mempersiapkan pemasangan kembali.
d. Pemasangan kembali (reassembly) dikerjakan dengan urutan terbalik dari membongkar. Posisi bagian yang dibongkar dikembalikan secara benar. Bila pada pembongkaran ada seal atau perapat atau baut yang lecet pada waktu dibuka maka pada pemasangan kembali bagian tersebut sebaiknya diganti baru. Bila ada baut yang dikencangkan, jarak platina, kelonggaran katup, dan jarak elektroda busi haruslah mengacu pada standar spesifikasi kendaraan.
e. Pekerjaan kelima adalah memastikan bahwa semua sudah terpasang dengan benar dan siap untuk distel dan diuji coba. Sebelum mesin dihidupkan, maka semua bagian yang bergerak harus digerakkan atau diputar dulu dengan tangan. Sesudah dirasakan semua bergerak dengan lancar barulah mesin dihidupkan secara stasioner.
f. Langkah terakhir adalah uji coba jalan (running test). Teknisi harus mampu menentukan apakah pekerjaan sudah dapat diselesaikan dengan baik. Semua bagian haruslah disesuaikan dengan standar baku, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik pembuat kendaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar